Allah menciptakan para hambaNya agar selalu mengingatiNya
dan Dia menganugerahkan rezeki kepada setiap makhluk ciptaanNya agar mereka
bersyukur kepadaNya. Namun, kebanyakan dari kita yang menyembah selain Dia dan
bersyukur selain dariNya. Nauzubillah.
Tabiat untuk mengingkari, membangkang, dan meremehkan
sesuatu kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Kerna itu
kita tidak perlu hairan dan resah andai kata ada yang mengingkari kebaikkan
yang pernah kita berikan, mencampakkan budi baik yang telah kita tunjukkan
serta melupakan bakti yang telah kita persembahkan. Bahkan, kita tak perlu
berasa resah tatkala ada yang memusuhi kita sehingga mendarah daging,kerna
semua itu kita lakukan kerna ALLAH dan kerna kita memang ingin melakukannya. Jadi,
tidak perlu kita untuk menantikan ucap tahniah dan balasan baik dari mereka.
Cuba kita buka kembali catatan dunia tentang perjalanan
hidup ini! Dalam salah satu babnya diceritakan tentang kisah seorang ayah yang
telah memelihara anaknya dengan baik, memberikan makan,pakai, mendidik sehingga
menjadi pandai, rela tidak tidur demi mencari rezeki buat si anak, berlapar
perut untuk memberikan kesenangan untuk anak, pendek kata mereka sanggup
bersusah demi membesarkan anak-anak. Namun,ketika waktu berlalu pantas, ketika
si ayah sudah berkumis lebat, tulang makin rapuh, tiada daya untuk bergerak, di
manakah anak yang selama ini di tatang bagai minyak yang penuh? Yang seharusnya,
si anak menjaga si ayah yang membesarkannya.
Tapi, ramai yang meninggalkan si ayah, menghina si ayah yang mula
dirasakannya lelaki tua itu tidak berguna untuknya, membuang lalu melupakan
segala jasa dan pengorbanan si tua yang berkumis lebat itu.
Kerna itu, siapa saja yang kebaikkannya diabaikan dan
diperlekehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, haruslah kita terima
akan keadaan itu dengan berlapang dada. Kerna sekarang, manusia makin melupa
akan fitrah dan hakikat nikmat Ilahi. Ucapan terima kasih semakin sukar
diucapkan di bibir. Oleh kerna itu, tersenyumlah andai kebaikkan anda tidak
dihargai. Sesungguhnya, bukan sekadar kebaikkan kita manusia hina yang tidak
dihargai, tapi, kebaikkan seorang ayah terhadap anaknya dan kebaikkan Ilahi
terhadap hamba-hambaNya juga semakin dilupai oleh manusia yang hanyut dengan
nikmat duniawi. Allahuakbar!
Anjakan ini bukan untuk menyuruh kita meninggalkan kebaikan
yang telah kita lakukan selama ini, atau untuk kita tidak lagi berbuat baik
dengan orang lain, akan tetapi, anjakan ini hanya ingin kita untuk tidak goyah
dan terpengaruh dengan kekejian dan pengingkaran manusia atas semua kebaikkan
yang telah kita lakukan. Dan janganlah kita pernah bersedih dengan apa saja
yang telah manusia di sana perbuatkan pada kita. Teruskan untuk berlaku baik
terhadap sesiapa pun tanpa meminta atau mengharapkan secebis balasan.
Berbuatlah kebaikan hanya kerna Ilahi semata, maka
dengan itu kita akan menguasai keadaan,
tak pernah terusik oleh kebencian mereka dan tidak pernah merasa terusik oleh
kebenciaan manusia-manusia dan tidak pernah merasa terancam oleh perlakuan keji
manusia. Kita harus bersyukur kepada Ilahi kerna dapat berbuat baik ketika
orang-orang di sekitar kita berbuat jahat. Dan ketahuilah bahwa tangan di atas
itu lebih baik dari tangan di bawah.
“sesungguhnya kita member makanan kepadamu hanyalah untuk
mengharapkan keredhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu yang
tidak pula (ucap)terima kasih”
Masih ramai orang berakal yang sering hilang kawalan
dan menjadi kacau fikirannya saat
menghadapi kritikan atau cercaan manusia sekitarnya. Terkesan bila manusia
seolah-olah belum pernah mendengar wahyu Ilahi yang menjelaskan dengan jelasnya
tentang perilaku golongan manusia yang selalu mengingkari Allah.
“tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia
(kembali)melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa
kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah
orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa ang selalu mereka
kerjakan”(QS.Yunus:12)
Kita tak perlu terkejut manakala menghadiahkan sebatang pena
kepada seseorang, lalu dia menggunakan pena itu untuk menulis cemohan kepada
kita, dan usah berasa pelik bila orang yang kita berikan tongkat untuk
berjalan,lalu dia menggunakan tongkat itu untuk mengetuk dan memukul kita
dengan tongkat itu. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu
mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada Ilahi. Begitulah,kepada Ilahi saja mereka
masih berani membangkang dan mengingkari, inikan kita. Sama-sama renungkan.
Tabah dan sabar dalam berdepan dengan dunia yang kian mencabar dengan perilaku
manusia yang semakin ingin mencabar dunia.
No comments:
Post a Comment