"I am a traveler seeking the truth, a human searching for the meaning of humanity and a citizen seeking dignity, freedom, stability and welfare under the shade of Islam. I am a free women who is aware of the purpose of his existence and who proclaims: “Truly, my prayer and my sacrifice, my living and my dying are all for Allah, the Lord of the worlds; no partner has He. This, am I commanded and I am of those who submit to His Will.” This is who I am.
muqaddimah
"Allah (sentiasa) hendak meringankan (beban hukumnya) daripada kamu, kerana manusia itu dijadikan berkeadaan lemah" (Surah An-Nisa:28)
flower
Monday, January 20, 2014
kisah baginda dan satu pertandingan
Kisah mangkuk cantik, madu dan sehelai rambut.. Suatu ketika, Rasulullah
SAW, Abu Bakar, Umar dan Uthman berkunjung sebagai tetamu ke rumah Ali.
Di sana mereka dijamu oleh Fatimah, puteri Rasululllah SAW sekaligus
isteri Ali bin Abi Thalib. Fatimah menghidangkan untuk mereka semangkuk
madu. Ketika mangkuk itu diletakkan,sehelai
rambut jatuh melayang dekat mereka. Rasulullah SAW segera meminta para
sahabatnya untuk membuat perbandingan terhadap tiga benda tersebut,
iaitu mangkuk yang cantik, madu dan sehelai rambut. Abu Bakar yang
mendapat giliran pertama segera berkata, “iman itu lebih cantik dari
mangkuk yang cantik ini. Orang yang beriman itu lebih manis dari madu,
dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut”.
Rasulullah SAW tersenyum, lalu menyuruh Umar untuk mengungkapkan
kata-katanya. Umar segera berkata, “kerajaan itu lebih cantik dari
mangkuk yang cantik ini. Rajanya lebih manis dari madu, dan memerintah
dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”. Rasulullah SAW
kembali tersenyum, lalu berpaling kepada Uthman seraya mempersilakannya
untuk membuat perbandingan tiga benda di hadapan mereka. Uthman berkata,
“ilmu itu lebih cantik dari madu yang cantik ini. Orang yang menuntut
ilmu itu lebih manis dari madu, dan beramal dengan ilmu yang dimiliki
itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”. Rasulullah SAW kembali
tersenyum kagum mendengar perumpamaan yang disebutkan para sahabatnya
itu. Baginda pun segera mempersilakan Ali bin Abi Thalib untuk
mengungkapkan kata-katanya. Ali berkata, “tamu itu lebih cantik dari
mangkuk yang cantik ini. Menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan
membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumahnya adalah lebih sulit
dari meniti sehelai rambut”. Rasulullah SAW segera mempersilakan
Fathimah untuk membuat perbandingan tiga benda di hadapan mereka.
Fathimah berkata, “seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk
yang cantik. Wanita yang mengenakan purdah itu lebih manis dari madu,
dan mendapatkan seorang wanita yang tidak pernah dilihat orang lain
kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut”. Setelah
mendengarkan perumpamaan dari para sahabatnya, Rasulullah SAW segera
berkata, ‘seorang yang mendapat taufiq untuk beramal lebih cantik dari
mangkuk yang cantik ini. Beramal dengan perbuatan baik itu lebih manis
dari madu, dan berbuat amal dengan ikhlas, lebih sulit dari meniti
sehelai rambut.” Malaikat Jibril yang hadir bersama mereka, turut
membuat perumpamaan. “menegakkan tiang-tiang agama itu lebih cantik dari
sebuah mangkuk yang cantik. Menyerahkan diri, harta dan waktu untuk
agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan agama sampai akhir hayat
lebih sulit dari meniti sehelai rambut”. Allah SWT membuat perumpamaan
dengan firmanNya dalam hadis Qudsi, “syurgaKu itu lebih cantik dari
mangkuk yang cantik itu. Nikmat syurgaKu itu lebih manis dari madu dan
jalan menuju ke syurgaKu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment